Kamis, 15 Januari 2015

Review Jurnal



KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK TONGKOL JAGUNG (zea mays) DAN PERUBAHAN BIOKIMIA DALAM LIMBAH JAGUNG YANG DIFERMENTASIKAN DENGAN Aspergillus Niger
Maya Shoufia
                                                     NIM. 40213180
PGSD-4
Tongkol jagung merupakan bagian dari buah jagung yang telah diambil bijinya. Komposisi nutrient tongkol jagung terdiri dari bahan kering 90,0%; protein kasar 2,8%; lemak kasar 0,7%; abu 1,5%; serat kasar 32,7%; selulosa 25,0%; lignin 6,0%; dan ADF 32,0% (Murni, 2008). Tongkol jagung dapat diberikan kepada ternak ruminansia yang pada umumnya digunakan sebagai pengganti sumber serat dan harus diimbangi dengan pemberian konsentrat. Salah satu upaya untuk meningkatkan kecernaan serta nilai nutrisi tongkol jagung dengan cara tongkol jagung yang sudah digiling atau dihaluskan kemudian difermentasi menggunakan Aspergillus niger. Kandungan lignin pada tongkol jagung yang dapat menghambat hidrolisis tersebut dapat diatasi dengan delignifikasi. Proses deliginfikasi yaitu dengan cara penggilingan tongkol jagung. Selain itu, enzim lignase yang juga diproduksi oleh Aspergillus niger dapat memecah ikatan lignin polisakarida menjadi bagian yang lebih sederhana.
Kecernaan Bahan Kering
Hasil penelitian menunjukkkan bahwa rataan kecernaan bahan kering (KBK) masing-masing perlakuan adalah 29,34% ± 3,77 (R0); 26,70 ± 0,78 (R1); 11,42 ± 0,73 (R2); 10,72 ± 1,11 (R3). Hasil penelitian menunjukan bahwa kecernaan bahan kering tongkol jagung paling tinggi adalah pada level 0% (R0).
Kecernaan Bahan Organik
Hasil penelitian menunjukan bahwa rataan kecernaan bahan organik (KBO) masing-masing perlakuan adalah 30.17 ± 3.794 (R0); 35.20 ± 1527 (R1); 12.46 ± 1051(R2); 9.158 ± 0.99(R3). Hal tersebut dikarenakan fermentasi tongkol jagung dengan Aspergillus niger level 2% menghasilkan rataan kecernaan bahan organik paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan R0, R2 dan ,R3. Namun, kecernaan bahan organik paling tinggi terjadi pada level 1,12% yang memiliki kecernaan bahan organik sebesar 39,2%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kecernaan bahan kering tongkol jagung paling optimal pada level 0.73% Aspergillus niger yang memiliki kecernaan bahan kering sebesar 31.56% dan menghasilkan kecernaan bahan organik paling optimal pada level penambahan 1.12% yaitu sebesar 39.2%.

Preparasi Sampel
Limbah jagung tongkol dan shaft dikeringkan, dihaluskan, direbus selama 45 menit kemudian disaring dan dikeringkan di pengeringan .Strain murni aspergillus niger adalah sub-cultured dan diinokulasi ke 200g dari diperlakukan sampel di 300ml deionized air dan nutrisi 730ml solusi urea ( 80g ), mgso4. 2h2o ( 7g ), kh2po4 ( 13g ) dan asam sitrat ( 20g ) dan kemudian diperbolehkan untuk fermentasi selama 3 hari . Produk yang diperoleh setelah fermentasi kemudian direbus untuk menghilangkan mikroorganisme sisa apapun, disaring, dicuci dan dikeringkan.
Pemanfaatan limbah dari produk-produk pertanian pertanian sangat penting. Oleh karena itu perhatian hari ini harus diberikan untuk kemungkinan penggunaan mikroorganisme untuk mengkonversi limbah relatif berenergi tinggi menjadi lebih berguna dan bergizi tinggi . Namun, ada beberapa pertimbangan yang diperlukan untuk konversi mikroba yang mana mikroorganisme atau mikroorganisme memiliki potensi untuk biokonversi bahan organik di bawah pertimbangan.
Sampel difermentasikan Aspergillus niger adalah lebih tinggi daripada tidak difermentasi. Isi protein tinggi ini dapat dikaitkan dengan kemampuan mikroorganisme untuk menyimpan beberapa enzim selular (protein), yang menurunkan bahan cellulotic selama fermentasi. Bertentangan dengan harapan, serat kasar dari residu fermentasi adalah lebih tinggi dari sampel tidak difermentasi.
hasil dari kandungan mineral menunjukkan bahwa limbah tidak difermentasi memiliki jumlah terendah Mg, Zn, Fe, Ca, dan K. Hasilnya juga menunjukkan bahwa Na agak tinggi jika tidak difermentasi sementara Cu dan Co tidak terdeteksi di kedua sampel. Namun, kandungan mineral kedua sampel lebih tinggi dari jamur hasil fermentasi singkong.

DAFTAR PUSTAKA
Haris Setyadi, Jangga Tri Rahardjo, dan Suparwi.2013.Kecernaan bahan kering dan bahan organik tongkol jagung (zea mays) yang difermentasi dengan aspergillus niger secara in vitro.Ilmiah Peternakan,1(1):170-175.

Abass Oseni, Olatunde and Mofoluse E.2007.Studies on biochemical changes in maize wastes fermented with Aspergillus niger.Biokemistri,19(2):75-79.


makalah bahasa arab



MAKALAH
FI’IL TSULATSI MUJARRAD DAN MAZID
Tugas individu dalam rangka memenuhi mata kuliah Bahasa Arab
Dosen Pengampu:
Isro, M.Ag

IMG-20130922-WA0003.jpg













Oleh:
Nama                           : Maya shoufia
                                    NIM                            : 40213180
                                    Prody/Semester           : PGSD4/I



SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP ISLAM BUMIAYU
2014



KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah sehingga kita masih diberi kesempatan untuk beribadah dan berkarya.
            Sholawat
dan salam, tak lupa pula kita haturkan atas Nabi besar junjungan kita Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarga beliau.
            Dengan dikajinya masalah ini, penulis berharap agar makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas tentang
MTQ: sejarah dan urgensinya bagi umat islam.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, dan tentu saja masih banyak kekurangan, kritik dan saran sangat diharapkan guna perbaikan modul ini dimasa yang akan datang.
            Jika terdapat kesalahan baik dalam penulisan maupun pemahaman dalam makalah ini, sebelumnya penulis mohon maaf. Namun, ambillah kebenaran jika terdapat dalam makalah dan hanya kepada-Nyalah penulis memohon ampunan.

                                                                                    Bumiayu, 20 Juni 2014
                                                                                   
                                                                                           Penulis



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Ilmu sharaf adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang harus diketahui pertama kali oleh para pelajar agama,  terutama para pelajar yang ingin mendalami ilmu bahasa arab,karena ilmu sharaf merupakan salah satu syarat untuk mempelajari berbagai cabang ilmu agama bahkan juga salah satu syarat untuk mengkaji kandungan al qu’ran dan alhadits.
Dalam pembahasan ilmu sharaf kali ini penulis mencoba mengkaji tentang berbagai keterangan meliputi, fi’il mujarrod dan fi’il mazid beserta wazan-wazannya dengan menggunakan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami oleh para pembaca.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa fi’il tsulasi itu terbagi dua yaitu fi’il tsulasi mujarrad (pokok) yang memang terdiri dari tiga huruf,selanjutnya adalah fi’il tsulasi mazid yang merupakan pengembangan dari fi’il tsulasi mujarrad.
Fi’il tsulasi mazid adalah penambahan fi’il yang terdiri dari tiga huruf tetapi mengalami penambahan ( mazid), baik satu,dua,maupun tiga huruf. Sehingga dengan penambahan tersebut telah terjadi pergeseran dari segi makna ,fungsi,serta bina nya.
Fi’il tsulasi mazid yang bertambah satu huruf terbagi atas tiga bab,fi’il tsulasi mazid yang bertambah dua huruf terbagi atas lima bab, sedangkan fi’il tsulasi mazid yang bertambah tiga huruf terbagi empat bab.

B.  Rumusan Masalah
a.       Apa yang dimaksud Fi’il Tsulatsi Mujarrad?
b.      Apa yang dimaksud Fi’il Tsulatsi Mazid?
c.       Bagaimana pembagian Fi’il Tsulatsi Mujarrad?
d.      Bagaimana pembagian Fi’il Tsulatsi Mazid?
C.  Tujuan Masalah
Dengan adanya rumusan diatas maka penulis memiliki tujuan yaitu:
a.       Untuk mengetahui apa yang dimaksud Fi’il Tsulatsi Mujarrad?
b.      Untuk mengetahui pengertian Fi;il Tsulatsi Mazid?
c.       Untuk mengetahui pembagian Fi’il Tsulatsi Mujarrad?
d.      Untuk mengetahui pembagian Fi;il Tsulatsi Mazid?






BAB II
PEMBAHASAN
A.  Fi’il Tsulatsi Mujarrad
Fi’il tsulatsi mujarrod ialah kalimat fi’il madzinya yang terdiri dari tiga huruf dan bebas dari huruf tambahan. Contoh :­­نصر, ضرب  . Adapun fi’il tsulatsi mujarrod itu seluruhnya ada 6 (enam) bab. Dan diantara tiap-tiap bab dapat dibedakan dengan ada kharokat ‘ain fi’il yang ada pada fi’il madzi dan fi’il mudlori sebagaimana keterangan pada nadzom berikut ini :
فتح ضم .1 : ‘ain fi’il dibaca fathah pada fi’il madzi dan dibaca dlomah pada fi’il mudlori’, wazannya adalah فعل يفعل (bab satu)
فتح كسر .2 : ‘ain fi’il dibaca fathah pada fi’il madzi dan dibaca kasroh pada fi’il mudlori’, wazannya adalah فعل يفعل (bab dua)
فتحتا ن .3 : ‘ain fi’il dibaca fathah pada fi’il madzi dan pada fi’il mudlori’, wazannya adalah فعل يفعل (bab tiga)
كسر فتح .4         : ‘ain fi’il dibaca kasroh pada fi’il madzi dan dibaca fathah pada fi’il mudlori’, wazannya adalah فعل يفعل (bab empat)
ضم ضم .5          : ‘ain fi’il dibaca dlomah pada fi’il madzi dan pada fi’il mudlori’. Wazannya adalah فعل يفعل (bab lima)
كسرتان .6          : ‘ain fi’il dibaca kasroh pada fi’il madzi dan pada fi’il mudlori’. Wazannya adalah فعل يفعل (bab enam)


(BAB I : فعل يفعل )
Bab satu ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca fathah pada fi’il madzi dan dibaca dlomah pada fi’il mudlori’nya. Wazannya adalah : فعل يفعل .
Adapun lafadz-lafadz yang masuk pada bab satu kebanyakan berupa fi’il muta’adi dan terkadang berupa fi’il lazdim namun sedikit. Fi’il mu’tadi ialah kalimat yang membutuhkan maf’ul bih (sasaran pekerjaan/objek). Contoh :
نصرزيندعمروا    =   Zaid telah menolong Amar
Dan fi;il lazim ialah kalimat yang tidak membutuhkan maf’ul bih. Contoh :
خرج زيد                  =  Zaid telah keluar
( BAB II : فعل يفعل )
Bab dua ini ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca fathah pada fi’il madzi dan dibaca kasroh pada fi’il mudlori’nya. Dan wazannya adalah فعل يفعل . adapun lafadz-lafadz yang masuk bab dua kebanyakan berupa fi’il mu’tadi.
Contoh :
ضربت زيدا               = Saya memukul Zaid

(BAB III : فعل يفعل )
Bab tiga ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca fathah padafi’il madzi dan pada fi’il mudlori’. Wazannya adalah فعل يفعل
Adapun lafadz-lafadzyang masuk pada bab tiga kebanyakan berupa fi’il mu’tadi.
Contoh :
فتح زيد الباب            = Zaid membuka pintu
Dan terkadang berupa fi’il lazim.
Contoh :
 البذرنبت     = Tumbuh itu benih
Lafadz-lafadz yang ikut bab tiga diisyaratkan ‘ain fi’il atau lam fi’ilnya berupa huruf halaq yang jumlahnya ada enam yaitu :
, عين, خاء, حاء, هاء, همزة غين
Contoh :
, يذهب, نشأ, ينشأ ذهب

(BAB IV : فعل يفعل )
Bab empat ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca kasroh pada fi’il madzi dan dibaca fathah pada fi’il mudlori’.
Wazannya adalah فعل يفعل
Lafadz-lafadz yang ikut bab empat kebanyakan berupa fi’il muta’adi.
Contoh :
علم زيد المسألة     = Zaid mengetahui masalah
Dan terkadang berupa fi’il lazim, namun sedikit.
Contoh :
 زيدوجل             = Zaid merasa takut   
Dan lafadz-lafadz yang ikut bab empat ini banyak menunjukan arti penyakit, susah, gembira.       
Contoh :
سقم                    = Sakit
مرض                = Sakit
Dan juga menunjukkan arti warna, ‘aib dan hiasan.
Contoh :
شهب                  = Kelabu

( BAB V : فعل يفعل )
Bab lima ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca dlomah pada fi’il madzi dan fi’il mudlori’. Wazannya adalah : فعل يفعل
Adapun lafadz-lafadz yang termasuk bab lima semuanya berupa fi’il lazim karena bab lima ini khusus diikuti fi’il-fi’il yang menunjukkan arti watak atau tabi’at dan sifat-sifat pembawaan yang melekat (tidak mudah luntur) seperti : pemberani, penakut, bagus, jelek, kuning, hitam dan sebagainya. Sedangkan lafadz-lafadz yang menunjukkan arti demikian ini tidak membutuhkan maf’ul (tidak berhubungan dengan maf’ul) namun hanya membutuhkan / berhubungan dengan fa’il saja, maka dari itu hukkumnya lazim yang akhirnya bab lima tidak ada isim maf’ul.

(BAB VI : فعل يفعل )
Bab enam ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca kasroh pada fi’il madzi dan fi’il mudlori’nya. Wazannya adalah فعل يفعل
Adapun lafadz-lafadz yang termasuk bab enam kebanyakan berupa fi’il muta’adi.
Contoh :
حسب زيدعمرواالفاضل       = zaid menyangka Amr orang yang utama
Dan terkadang berupa fi’il lazim namun sedikit.
Contoh :
ومق زيد                         = zaid telah mabuk cinta
B.  Fi’il Tsulatsi Mazid
Secara sederhana, fi’il tsulasi mazid dapat kita artikan sebagai fi’il yang terdiri dari tiga huruf dan selanjutnya berubah ruba’i ( رباعى ), Khumasi (  خماسى ) dan sudasi (  سداسى  ) karena adanya penambahan huruf pada fi’il tersebut.
Penambahan huruf pada fi’il tsulasi terbagi tiga yaitu:
1.    Fi’il tsulasi yang bertambah satu huruf (   ثلاث مزيد بحرف  )
2.    Fi’il tsulasi yang bertambah dua huruf (  ثلاث مزيد بحرفين  )
3.    Fi’il tsulasi yang bertambah tiga huruf (  ثلاث مزيد بثلاثة  )
Fi’il tsulatsi dibagi menjadi beberapa macam:
1.    Fi’il Tsulasi Mazid yang bertambah satu huruf (  ثلاث مزيد بحرف )
Adapun fi’il tsulasi mazid yang bertambah satu huruf ini terbagi menjadi tiga bab:
a.     اَكْرَمَ – يُكْرِمُ – اِكْرَامًا      اَفْعَلَ – يُفْعِلُ - اِفْعَالاً
Tanda-tanda fi’il tsulasi mazid ini adalah pada fi’il madhi yang terdiri atas empat huruf ( رباعى ) dengan bertambahnya huruf hamzah ( ء ) kemudian binanya sering muta’addy dan kadang-kadang lazim.
Contoh muta’addy:       اَكْرَمَ زَيْدٌُ عَمْرً
“Zaid telah memuliakan Amar”
Contoh lazim:              اَصْبَحَ الرَّجُلُ
“Seorang laki-laki telah berpagi-pagi”
b.    فَرَّمَ – يُفَرِّمُ – تَفْرِيْحًا       فَعَّلَ – يُفَعِّلُ - تَفْعِيْلاً
Tanda-tanda fi’il tsulasi mazid ini adalah pada fi’il madhinya terdiri atas empat huruf dengan penambahan satu huruf diantaranya fa’ fi’il dan ’ain fi’ilnya, yang mana huruf yang bertambah tersebut adalah huruf yang sama dengan ‘ain fi’ilnya. Adapun bina pada fi’il tsulasi ini adalah littaktsir ( لِلتَّكْثِيْر ), contohnya:            طَوَّفَ زَيْدٌ الْكَعْبَةَ
“Zaid telah mengelilingi Ka’bah”
.     قَاتَلَ – يُقَاتِلُ – مُقَاتَلَةً        فَاعَلَ – يُفَاعِلُ - مُفَاعَلَةَ
Fi’il tsulasi mazid ini memiliki tanda bertambahnya huruf alif, di antara fa’ fi’il dan ‘ain fi’ilnya.
Contoh kalimat:                      قَاتَلَ زَيْدٌ عَمْرً
“Zaid telah membunuh Amar”
2.    Fi’il Tsulasi Mazid yang bertambah dua huruf (ثلاث مزيد بحرفين )
Fi’il tsulasi mazid yang bertambah dua huruf ( خُمَاسى ) ini terdiri atas lima bab yaitu:
a.     اِنْكَسَرَ – يَنْكَسِرُ – اِنْكِسَارًا        اِمْفَعَلَ – يَنْفَعِلُ - اِنْفِعَالاً
Tanda-tandanya adalah pada fi’il madhinya terdiri atas lima huruf. Karena penambahan hamzah ( أ ) dan nun ( ن ) diawalnya.
Contoh kalimat:          اِنْكَسَرَ الزُّجَاجَ
“Telah pecahlah kaca itu”
b.    اِجْتَمَعَ – يَجْتَمِعُ – اِجْتِمَاعًا       اِفْتَعَلَ – يَفْتَعِلُ - اِفْتِعَالاً
Tanda-tandanya pada fi’il madhinya terdiri atas lima huruf karena adanya penambahan huruf hamzah diawalnya dan huruf ta’ (ت   ) diantara fa’ dan ‘ain fi’ilnya.
c.     اِحْمَرَّ – تَحْمَرُّ – اِحْمِرَارً        اِفْعَلَّ – يَفْعَلُّ – اِفْعِلاَلاً
Tanda-tandanya adalah pada fi’il madhinya terdiri atas lima huruf karena bertambahnya huruf hamzah diawalnya dan bertambahnya huruf yang sejenis dengan lam fi’ilnya.
d.    تَكَلَّمَ – يَتَكَلَّمُ – تَكَلُّمًا       تَفَعَّلَ – يَتَفَعَّلُ - تَفَعُّلاً
Tanda-tandanya adalah pada fi’il madhinya terdiri atas lima huruf dengan pertambahan huruf ta’ ( ت ) pada awalnya dan bertambah huruf yang sejenis dengan ‘ain fi’il nya.
e.     تَبَاعَدَ – يَتَبَاعَدُ – تَبَاعُدًا         تَفَاعَلَ – يَتَفَاعَلُ - تَفَاعُلاً
Tanda-tanda fi’il ini adalah fi’il madhinya terdiri atas lima huruf dengan pertambahan ta’ ( ت ) pada awalnya dan huruf alif diantara fa’ dan ‘ain  fi’ilnya.
3.    Fi’il Tsulasi Mazid yang bertambah tiga huruf (ثلاث مزيد بثلاثة   )
Fi’il tsulasi mazid yang bertambah tiga huruf ( ثلاثى مزيد بِثَلاَثَةِ اَحْرُفِ Terdiri atas 4 bab:
a.     اِسْتَخْرَجَ – يَسْتَخْرِجُ – اِسْتِخْرَجَا      اِسْتَفْعَلَ – يَسْتَفْعِلُ - اِسْتِفْعَالاً
Tanda-tanda fi’il tsulasi mazid ini adalah fi’il amdhinya terdiri atas enam huruf dengan pertambahan huruf hamzah (  أ) dan sin (س   ) dan ta’ (   ت ) pada awalnya.
b.    اِعْشَوْشَبَ – يَعْشَوْشِبُ – اِعشِيْشَا       اِفْعَوْعَلَ – يَفْعَوْعِلُ - اِفْعِيْعَالاً
Tanda-tanda fi’il tsulasi ini adalah fi’il madhinya terdiri atas enam huruf karena pertambahan huruf hamzah di awalnya,huruf yang tidak sejenis dengan ‘ain fi’ilnya ,serta huruf waw ( و  ) diantara ‘ain dan lamfi’il nya.
c.     اِجْلَوَّذَ – تَجْلَوِّذُ – اِجْلِوَّاذًا        اِفْعَوَّلَ – يَفْعَوِّلُ - اِفْعِوَّالاً
Tanda-tanda fi’il ini adalah fi’il madhinya terdiri atas enam huruf dikarenakan pertambahan huruf hamzah di awalnya, huruf waw (و ) yang berganda diantara ‘ain dan lam fi’ilnya.
d.    اِحْمَارَّ – يَحْمَارُّ- اِحْمِيْرَارً       اِفْعَالَّ – يَفْعَالُّ - اِفْعِيْلاَلاً
Tanda-tanda fi’il tsulasi mazid ini adalah fi’il madhinya terdiri atas enam huruf dikarenakan pertambahan hamzah pada awalnya, huruf alif diantara ‘ain dan lam fi’ilnya,serta huruf yang tidak sejenis dengan lam fi’il pada akhir katanya.
















BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa fi’il tsulasi itu terbagi dua yaitu fi’il tsulasi mujarrad (pokok) yang memang terdiri dari tiga huruf,selanjutnya adalah fi’il tsulasi mazid yang merupakan pengembangan dari fi’il tsulasi mujarrad.
Fi’il tsulasi mazid adalah penambahan fi’il yang terdiri dari tiga huruf tetapi mengalami penambahan ( mazid), baik satu,dua,maupun tiga huruf. Sehingga dengan penambahan tersebut telah terjadi pergeseran dari segi makna ,fungsi,serta bina nya.
Fi’il tsulatsi mujarrod ialah kalimat fi’il madzinya yang terdiri dari tiga huruf dan bebas dari huruf tambahan. Adapun fi’il tsulatsi mujarrod itu seluruhnya ada 6 (enam) bab. Fi’il tsulatsi mazid ialah kalimat yang fi’il madzinya memuat lebihdari tiga huruf dengan perincian yang tiga berupa huruf asal dan yang lain berupa huruf tambahan. Secara garis besarnya fi’il tsulatsi mazid terbagi menjadi tiga macam : ruba’I, khumasi, sudasi.