MAKALAH
FI’IL TSULATSI MUJARRAD DAN MAZID
Tugas individu dalam rangka memenuhi mata kuliah
Bahasa Arab
Dosen
Pengampu:
Isro, M.Ag
Oleh:
Nama :
Maya shoufia
NIM : 40213180
Prody/Semester : PGSD4/I
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
STKIP ISLAM BUMIAYU
2014
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat
Allah Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah sehingga kita
masih diberi kesempatan untuk beribadah dan
berkarya.
Sholawat
dan salam, tak lupa pula kita haturkan
atas Nabi besar junjungan kita Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarga
beliau.
Dengan
dikajinya masalah ini, penulis berharap agar makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas tentang MTQ: sejarah dan urgensinya bagi umat islam.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum
sempurna, dan tentu saja masih banyak kekurangan, kritik dan saran sangat
diharapkan guna perbaikan modul ini dimasa yang akan datang.
Jika
terdapat kesalahan baik dalam penulisan maupun pemahaman dalam makalah ini,
sebelumnya penulis mohon maaf. Namun, ambillah kebenaran jika terdapat dalam
makalah dan hanya kepada-Nyalah penulis memohon ampunan.
Bumiayu,
20 Juni 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Ilmu sharaf adalah suatu cabang ilmu
pengetahuan yang harus diketahui pertama kali oleh para pelajar agama, terutama para pelajar yang ingin mendalami
ilmu bahasa arab,karena ilmu sharaf merupakan salah satu syarat untuk
mempelajari berbagai cabang ilmu agama bahkan juga salah satu syarat untuk
mengkaji kandungan al qu’ran dan alhadits.
Dalam pembahasan ilmu sharaf kali ini penulis
mencoba mengkaji tentang berbagai keterangan meliputi, fi’il mujarrod dan fi’il
mazid beserta wazan-wazannya dengan menggunakan bahasa yang sederhana agar
mudah dipahami oleh para pembaca.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa fi’il
tsulasi itu terbagi dua yaitu fi’il tsulasi mujarrad (pokok) yang memang
terdiri dari tiga huruf,selanjutnya adalah fi’il tsulasi mazid yang merupakan
pengembangan dari fi’il tsulasi mujarrad.
Fi’il tsulasi mazid adalah penambahan fi’il
yang terdiri dari tiga huruf tetapi mengalami penambahan ( mazid), baik
satu,dua,maupun tiga huruf. Sehingga dengan penambahan tersebut telah terjadi
pergeseran dari segi makna ,fungsi,serta bina nya.
Fi’il tsulasi mazid yang bertambah satu huruf
terbagi atas tiga bab,fi’il tsulasi mazid yang bertambah dua huruf terbagi atas
lima bab, sedangkan fi’il tsulasi mazid yang bertambah tiga huruf terbagi empat
bab.
B. Rumusan
Masalah
a. Apa
yang dimaksud Fi’il Tsulatsi Mujarrad?
b. Apa
yang dimaksud Fi’il Tsulatsi Mazid?
c. Bagaimana
pembagian Fi’il Tsulatsi Mujarrad?
d. Bagaimana
pembagian Fi’il Tsulatsi Mazid?
C. Tujuan
Masalah
Dengan adanya rumusan
diatas maka penulis memiliki tujuan yaitu:
a. Untuk
mengetahui apa yang dimaksud Fi’il Tsulatsi Mujarrad?
b. Untuk
mengetahui pengertian Fi;il Tsulatsi Mazid?
c. Untuk
mengetahui pembagian Fi’il Tsulatsi Mujarrad?
d. Untuk
mengetahui pembagian Fi;il Tsulatsi Mazid?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fi’il
Tsulatsi Mujarrad
Fi’il tsulatsi mujarrod ialah kalimat fi’il madzinya yang
terdiri dari tiga huruf dan bebas dari huruf tambahan. Contoh :نصر, ضرب . Adapun fi’il tsulatsi mujarrod itu
seluruhnya ada 6 (enam) bab. Dan diantara tiap-tiap bab dapat dibedakan dengan
ada kharokat ‘ain fi’il yang ada pada fi’il madzi dan fi’il mudlori sebagaimana
keterangan pada nadzom berikut ini :
فتح ضم .1 : ‘ain fi’il dibaca fathah pada fi’il
madzi dan dibaca dlomah pada fi’il mudlori’, wazannya adalah فعل يفعل (bab satu)
فتح كسر .2 : ‘ain fi’il
dibaca fathah pada fi’il madzi dan dibaca kasroh pada fi’il mudlori’, wazannya
adalah فعل يفعل (bab dua)
فتحتا ن .3 : ‘ain fi’il
dibaca fathah pada fi’il madzi dan pada fi’il mudlori’, wazannya adalah فعل يفعل
(bab tiga)
كسر فتح .4 : ‘ain fi’il dibaca kasroh pada fi’il
madzi dan dibaca fathah pada fi’il mudlori’, wazannya adalah فعل يفعل (bab empat)
ضم ضم .5 : ‘ain fi’il
dibaca dlomah pada fi’il madzi dan pada fi’il mudlori’. Wazannya adalah فعل يفعل
(bab lima)
كسرتان .6 : ‘ain fi’il dibaca kasroh pada fi’il
madzi dan pada fi’il mudlori’. Wazannya adalah فعل
يفعل (bab enam)
(BAB
I : فعل يفعل
)
Bab
satu ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca fathah pada fi’il madzi dan dibaca
dlomah pada fi’il mudlori’nya. Wazannya adalah : فعل
يفعل .
Adapun
lafadz-lafadz yang masuk pada bab satu kebanyakan berupa fi’il muta’adi dan
terkadang berupa fi’il lazdim namun sedikit. Fi’il mu’tadi ialah kalimat yang
membutuhkan maf’ul bih (sasaran pekerjaan/objek). Contoh :
نصرزيندعمروا =
Zaid telah menolong Amar
Dan
fi;il lazim ialah kalimat yang tidak membutuhkan maf’ul bih. Contoh :
خرج زيد
= Zaid telah keluar
(
BAB II : فعل يفعل )
Bab
dua ini ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca fathah pada fi’il madzi dan
dibaca kasroh pada fi’il mudlori’nya. Dan wazannya adalah فعل يفعل . adapun
lafadz-lafadz yang masuk bab dua kebanyakan berupa fi’il mu’tadi.
Contoh
:
ضربت زيدا
= Saya memukul Zaid
(BAB
III : فعل يفعل )
Bab
tiga ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca fathah padafi’il madzi dan pada
fi’il mudlori’. Wazannya adalah فعل يفعل
Adapun
lafadz-lafadzyang masuk pada bab tiga kebanyakan berupa fi’il mu’tadi.
Contoh
:
فتح زيد الباب = Zaid membuka pintu
Dan
terkadang berupa fi’il lazim.
Contoh
:
البذرنبت = Tumbuh itu benih
Lafadz-lafadz
yang ikut bab tiga diisyaratkan ‘ain fi’il atau lam fi’ilnya berupa huruf halaq
yang jumlahnya ada enam yaitu :
, عين, خاء,
حاء, هاء, همزة غين
Contoh
:
, يذهب, نشأ,
ينشأ ذهب
(BAB
IV : فعل يفعل )
Bab
empat ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca kasroh pada fi’il madzi dan dibaca
fathah pada fi’il mudlori’.
Wazannya
adalah فعل يفعل
Lafadz-lafadz
yang ikut bab empat kebanyakan berupa fi’il muta’adi.
Contoh
:
علم زيد المسألة = Zaid mengetahui masalah
Dan
terkadang berupa fi’il lazim, namun sedikit.
Contoh
:
زيدوجل = Zaid merasa
takut
Dan
lafadz-lafadz yang ikut bab empat ini banyak menunjukan arti penyakit, susah,
gembira.
Contoh
:
سقم = Sakit
مرض = Sakit
Dan
juga menunjukkan arti warna, ‘aib dan hiasan.
Contoh
:
شهب = Kelabu
(
BAB V : فعل يفعل )
Bab
lima ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca dlomah pada fi’il madzi dan fi’il
mudlori’. Wazannya adalah : فعل يفعل
Adapun
lafadz-lafadz yang termasuk bab lima semuanya berupa fi’il lazim karena bab
lima ini khusus diikuti fi’il-fi’il yang menunjukkan arti watak atau tabi’at
dan sifat-sifat pembawaan yang melekat (tidak mudah luntur) seperti :
pemberani, penakut, bagus, jelek, kuning, hitam dan sebagainya. Sedangkan lafadz-lafadz
yang menunjukkan arti demikian ini tidak membutuhkan maf’ul (tidak berhubungan
dengan maf’ul) namun hanya membutuhkan / berhubungan dengan fa’il saja, maka
dari itu hukkumnya lazim yang akhirnya bab lima tidak ada isim maf’ul.
(BAB
VI : فعل يفعل )
Bab
enam ditandai dengan ‘ain fi’il yang dibaca kasroh pada fi’il madzi dan fi’il
mudlori’nya. Wazannya adalah فعل يفعل
Adapun
lafadz-lafadz yang termasuk bab enam kebanyakan berupa fi’il muta’adi.
Contoh
:
حسب زيدعمرواالفاضل = zaid
menyangka Amr orang yang utama
Dan
terkadang berupa fi’il lazim namun sedikit.
Contoh
:
ومق زيد = zaid telah
mabuk cinta
B. Fi’il Tsulatsi Mazid
Secara sederhana, fi’il tsulasi mazid dapat kita artikan sebagai fi’il
yang terdiri dari tiga huruf dan selanjutnya berubah ruba’i ( رباعى ), Khumasi ( خماسى ) dan sudasi ( سداسى ) karena adanya penambahan huruf pada fi’il
tersebut.
Penambahan huruf pada fi’il tsulasi terbagi tiga yaitu:
1. Fi’il tsulasi yang bertambah satu
huruf ( ثلاث مزيد بحرف )
2. Fi’il tsulasi yang bertambah dua
huruf ( ثلاث مزيد بحرفين )
3. Fi’il tsulasi yang bertambah tiga
huruf ( ثلاث
مزيد بثلاثة )
Fi’il tsulatsi dibagi menjadi beberapa macam:
1.
Fi’il
Tsulasi Mazid yang bertambah satu huruf ( ثلاث مزيد بحرف )
Adapun fi’il tsulasi mazid yang bertambah satu huruf ini
terbagi menjadi tiga bab:
a. اَكْرَمَ – يُكْرِمُ –
اِكْرَامًا اَفْعَلَ – يُفْعِلُ -
اِفْعَالاً
Tanda-tanda fi’il tsulasi mazid ini adalah pada fi’il madhi
yang terdiri atas empat huruf ( رباعى ) dengan bertambahnya huruf hamzah ( ء )
kemudian binanya sering muta’addy dan kadang-kadang lazim.
Contoh
muta’addy: اَكْرَمَ زَيْدٌُ عَمْرً
“Zaid
telah memuliakan Amar”
Contoh
lazim: اَصْبَحَ
الرَّجُلُ
“Seorang
laki-laki telah berpagi-pagi”
b. فَرَّمَ – يُفَرِّمُ –
تَفْرِيْحًا فَعَّلَ – يُفَعِّلُ -
تَفْعِيْلاً
Tanda-tanda fi’il tsulasi mazid ini adalah pada fi’il
madhinya terdiri atas empat huruf dengan penambahan satu huruf diantaranya fa’
fi’il dan ’ain fi’ilnya, yang mana huruf yang bertambah tersebut adalah huruf
yang sama dengan ‘ain fi’ilnya. Adapun bina pada fi’il tsulasi ini adalah
littaktsir ( لِلتَّكْثِيْر ), contohnya: طَوَّفَ
زَيْدٌ الْكَعْبَةَ
“Zaid telah mengelilingi Ka’bah”
. قَاتَلَ – يُقَاتِلُ – مُقَاتَلَةً فَاعَلَ – يُفَاعِلُ - مُفَاعَلَةَ
Fi’il tsulasi mazid ini memiliki tanda bertambahnya huruf
alif, di antara fa’ fi’il dan ‘ain fi’ilnya.
Contoh
kalimat: قَاتَلَ
زَيْدٌ عَمْرً
“Zaid
telah membunuh Amar”
2.
Fi’il Tsulasi Mazid yang bertambah
dua huruf (ثلاث مزيد بحرفين )
Fi’il tsulasi mazid yang bertambah
dua huruf ( خُمَاسى ) ini
terdiri atas lima bab yaitu:
a. اِنْكَسَرَ – يَنْكَسِرُ –
اِنْكِسَارًا اِمْفَعَلَ –
يَنْفَعِلُ - اِنْفِعَالاً
Tanda-tandanya
adalah pada fi’il madhinya terdiri atas lima huruf. Karena penambahan hamzah ( أ ) dan nun
( ن )
diawalnya.
Contoh
kalimat: اِنْكَسَرَ
الزُّجَاجَ
“Telah
pecahlah kaca itu”
b. اِجْتَمَعَ – يَجْتَمِعُ –
اِجْتِمَاعًا اِفْتَعَلَ –
يَفْتَعِلُ - اِفْتِعَالاً
Tanda-tandanya
pada fi’il madhinya terdiri atas lima huruf karena adanya penambahan huruf
hamzah diawalnya dan huruf ta’ (ت ) diantara fa’ dan ‘ain fi’ilnya.
c. اِحْمَرَّ – تَحْمَرُّ –
اِحْمِرَارً اِفْعَلَّ – يَفْعَلُّ
– اِفْعِلاَلاً
Tanda-tandanya
adalah pada fi’il madhinya terdiri atas lima huruf karena bertambahnya huruf
hamzah diawalnya dan bertambahnya huruf yang sejenis dengan lam fi’ilnya.
d. تَكَلَّمَ – يَتَكَلَّمُ –
تَكَلُّمًا تَفَعَّلَ – يَتَفَعَّلُ
- تَفَعُّلاً
Tanda-tandanya
adalah pada fi’il madhinya terdiri atas lima huruf dengan pertambahan huruf ta’
( ت )
pada awalnya dan bertambah huruf yang sejenis dengan ‘ain fi’il nya.
e. تَبَاعَدَ – يَتَبَاعَدُ –
تَبَاعُدًا تَفَاعَلَ –
يَتَفَاعَلُ - تَفَاعُلاً
Tanda-tanda
fi’il ini adalah fi’il madhinya terdiri atas lima huruf dengan pertambahan ta’
( ت )
pada awalnya dan huruf alif diantara fa’ dan ‘ain fi’ilnya.
3.
Fi’il Tsulasi Mazid yang bertambah
tiga huruf (ثلاث مزيد بثلاثة )
Fi’il tsulasi mazid yang bertambah tiga huruf ( ثلاثى مزيد بِثَلاَثَةِ اَحْرُفِ Terdiri atas 4 bab:
a. اِسْتَخْرَجَ – يَسْتَخْرِجُ –
اِسْتِخْرَجَا اِسْتَفْعَلَ –
يَسْتَفْعِلُ - اِسْتِفْعَالاً
Tanda-tanda
fi’il tsulasi mazid ini adalah fi’il amdhinya terdiri atas enam huruf dengan
pertambahan huruf hamzah ( أ) dan sin (س ) dan ta’ ( ت )
pada awalnya.
b. اِعْشَوْشَبَ – يَعْشَوْشِبُ –
اِعشِيْشَا اِفْعَوْعَلَ –
يَفْعَوْعِلُ - اِفْعِيْعَالاً
Tanda-tanda
fi’il tsulasi ini adalah fi’il madhinya terdiri atas enam huruf karena
pertambahan huruf hamzah di awalnya,huruf yang tidak sejenis dengan ‘ain
fi’ilnya ,serta huruf waw ( و ) diantara ‘ain dan lamfi’il nya.
c. اِجْلَوَّذَ – تَجْلَوِّذُ –
اِجْلِوَّاذًا اِفْعَوَّلَ –
يَفْعَوِّلُ - اِفْعِوَّالاً
Tanda-tanda
fi’il ini adalah fi’il madhinya terdiri atas enam huruf dikarenakan pertambahan
huruf hamzah di awalnya, huruf waw (و ) yang berganda diantara ‘ain dan lam
fi’ilnya.
d. اِحْمَارَّ – يَحْمَارُّ-
اِحْمِيْرَارً اِفْعَالَّ –
يَفْعَالُّ - اِفْعِيْلاَلاً
Tanda-tanda
fi’il tsulasi mazid ini adalah fi’il madhinya terdiri atas enam huruf
dikarenakan pertambahan hamzah pada awalnya, huruf alif diantara ‘ain dan lam fi’ilnya,serta huruf
yang tidak sejenis dengan lam fi’il pada akhir katanya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa fi’il
tsulasi itu terbagi dua yaitu fi’il tsulasi mujarrad (pokok) yang memang
terdiri dari tiga huruf,selanjutnya adalah fi’il tsulasi mazid yang merupakan
pengembangan dari fi’il tsulasi mujarrad.
Fi’il tsulasi mazid adalah penambahan fi’il
yang terdiri dari tiga huruf tetapi mengalami penambahan ( mazid), baik
satu,dua,maupun tiga huruf. Sehingga dengan penambahan tersebut telah terjadi
pergeseran dari segi makna ,fungsi,serta bina nya.
Fi’il tsulatsi mujarrod ialah kalimat fi’il
madzinya yang terdiri dari tiga huruf dan bebas dari huruf tambahan. Adapun
fi’il tsulatsi mujarrod itu seluruhnya ada 6 (enam) bab. Fi’il tsulatsi mazid ialah kalimat yang fi’il madzinya memuat lebihdari
tiga huruf dengan perincian yang tiga berupa huruf asal dan yang lain berupa
huruf tambahan. Secara garis besarnya fi’il tsulatsi mazid terbagi menjadi tiga
macam : ruba’I, khumasi, sudasi.